Sudah
menjadi rahasia umum bahwa makanan dan minuman yang banyak dijajakan
dilingkungan sekolah di Indonesia menyimpan bahaya terhadap anak-anak.
Walau pun sering diberitakan banyak kasus gangguan kesehatan bahkan
menelan korban jiwa akibat mengkonsumsi jajanan sekolah tetapi pedagang
jajanan sekolah tetap ramai didatangi anak-anak.
Lemahnya
pengawasan dan pengendalian terhadap mutu jajanan anak sekolah jelas
beresiko terhadap kesehatan anak-anak. Maka BPOM sebagai badan yang
berwewenang dalam pengawasan terhadap obat dan makanan di Indonesia
mengajak peran serta aktif masyarakat dalam hal ini orang tua dan guru
untuk mengajarkan apa yang disebut sebagai 5 kunci keamanan pangan bagi
anak sekolah yang meliputi:
Mengenali pangan yang aman.
Orangtua dan sekolah harus mengajari anak-anak untuk mampu mengenali
makanan yang bagaimana yang aman untuk dikonsumsi. Aman di sini adalah
aman bagi kesehatan mereka. Banyak jajanan di sekolah yang diketahui
mengandung berbagai zat kimia berbahaya misalnya boraks, formalin, zat
pewarna (rhodamin B dan methanil yellow) serta zat pengawet
lainnya yang dapat memicu penyakit kanker dan kerusakan hati. Anak-anak
bisa diajarkan bahwa jajanan semisal manisan dan es sirup yang mempunyai
warna cerah dan memikat biasanya mengandung zat pewarna (Methanyl yellow ) yang tidak diperuntukan untuk makanan dan minuman.
Membeli makanan yang aman.
Kadang sulit dihindarkan untuk tidak memberi uang jajan kepada
anak-anak dengan berbagai alasan. Nah, adalah sangat penting untuk
membantu anak-anak untuk selektif dalam membeli makanan atau minuman.
Apa yang tampaknya menarik belum tentu baik untuk kesehatan. Bersikap
teliti sebelum membeli adalah langkah yang bijaksana, dengan memastikan
bahwa jajanan yang akan dibeli itu bersih, tidak
berbau, dan segar. Sebaiknya pula membeli jajanan di tempat yang bersih
seperti di kantin yang dikelola oleh sekolah. Kantin sekolah yang baik
akan selalu menjaga higienitas baik itu makanan minuman maupun tempat.
Memperhatikan label pada kemasan.
Masyarakat terutama anak-anak jarang yang begitu perduli terhadap label
yang tertera pada kemasan makanan dan minuman. Anak-anak harus menjadi
pembeli yang cerdas dan kritis. Cerdas membaca kandungan (ingridients)
makanan termasuk tanggal kadaluarsa. Ajari anak-anak untuk tidak
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung MSG atau garam tidak
beryodium. Anak-anak juga perlu bersikap kritis ketika menjumpai makanan
atau minuman yang sudah kadaluarsa atau mengandung zat berbahaya.
Menjaga kebersihan.
Menjaga kebersihan harus ditanamkan kepada anak-anak sejak usia dini.
Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan harus menjadi sebuah budaya.
Maka dari itu penting bagi sekolah untuk menyediakan tempat cuci tangan
atau kamar mandi yang bersih bagi anak sekolah. Anak-anak harus diberi
pengetahuan bahwa kuman, bakteri, dan bahan kimia yang banyak
bersentuhan dengan mereka dapat menyebabkan berbagai penyakit. Semisal bakteri e-coli yang bisa menyebabkan sakit perut dan diare.
Terakhir adalah mencatat apa yang ditemukan.
Guru dan orangtua di rumah bisa mengajarkan kepada anak-anak untuk
peduli terhadap makanan dan minuman yang dicurigai tidak layak
dikonsumsi. Pencatatan ini akan sangat berguna sebagai tindakan
preventif dan juga sebagai masukan kepada pihak berwenang untuk
ditindaklanjuti. Juga jika terjadi kasus keracunan misalnya, maka akan
cepat dilakukan pertolongan yang sesuai.
Bagaimanapun
perlu ada kerjasama terpadu antara pihak terkait dalam hal ini BPOM,
sekolah dan orang tua untuk menjadikan 5 kunci keamanan pangan ini
sebagai sebuah budaya baru bagi anak sekolah. Jika tradisi memberi uang
jajan kepada anak masih sulit dihilangkan karena berbagai macam sebab,
maka langkah yang bijaksana adalah terus memberi pemahaman kepada
anak-anak tentang pentingnya menjalankan 5 kunci keamanan makanan.
Mengapa menjaga kesehatan
anak-anak melalui apa yang mereka konsumsi sehari-hari begitu penting?
Tidak lain karena masa depan Indonesia ada ditangan mereka.
EmoticonEmoticon