20 Oktober 2013

Mengenal 5 Kunci Keamanan Pangan Anak Sekolah

Sudah menjadi rahasia umum bahwa makanan dan minuman yang banyak dijajakan dilingkungan sekolah di Indonesia menyimpan bahaya terhadap anak-anak. Walau pun sering diberitakan banyak kasus gangguan kesehatan bahkan menelan korban jiwa akibat mengkonsumsi jajanan sekolah tetapi pedagang jajanan sekolah tetap ramai didatangi anak-anak.

Lemahnya pengawasan dan pengendalian terhadap mutu jajanan anak sekolah jelas beresiko terhadap kesehatan anak-anak. Maka BPOM sebagai badan yang berwewenang dalam pengawasan terhadap obat dan makanan di Indonesia mengajak peran serta aktif masyarakat dalam hal ini orang tua dan guru untuk mengajarkan apa yang disebut sebagai 5 kunci keamanan pangan bagi anak sekolah yang meliputi:
Mengenali pangan yang aman. Orangtua dan sekolah harus mengajari anak-anak untuk mampu mengenali makanan yang bagaimana yang aman untuk dikonsumsi. Aman di sini adalah aman bagi kesehatan mereka. Banyak jajanan di sekolah yang diketahui mengandung berbagai zat kimia berbahaya misalnya boraks, formalin, zat pewarna (rhodamin B dan methanil yellow) serta zat pengawet lainnya yang dapat memicu penyakit kanker dan kerusakan hati. Anak-anak bisa diajarkan bahwa jajanan semisal manisan dan es sirup yang mempunyai warna cerah dan memikat biasanya mengandung zat pewarna (Methanyl yellow ) yang tidak diperuntukan untuk makanan dan minuman.

Membeli makanan yang aman. Kadang sulit dihindarkan untuk tidak memberi uang jajan kepada anak-anak dengan berbagai alasan. Nah, adalah sangat penting untuk membantu anak-anak untuk selektif dalam membeli makanan atau minuman. Apa yang tampaknya menarik belum tentu baik untuk kesehatan. Bersikap teliti sebelum membeli adalah langkah yang bijaksana, dengan memastikan bahwa jajanan yang akan dibeli itu bersih, tidak berbau, dan segar. Sebaiknya pula membeli jajanan di tempat yang bersih seperti di kantin yang dikelola oleh sekolah. Kantin sekolah yang baik akan selalu menjaga higienitas baik itu makanan minuman maupun tempat.

Memperhatikan label pada kemasan. Masyarakat terutama anak-anak jarang yang begitu perduli terhadap label yang tertera pada kemasan makanan dan minuman. Anak-anak harus menjadi pembeli yang cerdas dan kritis. Cerdas membaca kandungan (ingridients) makanan termasuk tanggal kadaluarsa. Ajari anak-anak untuk tidak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung MSG atau garam tidak beryodium. Anak-anak juga perlu bersikap kritis ketika menjumpai makanan atau minuman yang sudah kadaluarsa atau mengandung zat berbahaya.

Menjaga kebersihan. Menjaga kebersihan harus ditanamkan kepada anak-anak sejak usia dini. Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan harus menjadi sebuah budaya. Maka dari itu penting bagi sekolah untuk menyediakan tempat cuci tangan atau kamar mandi yang bersih bagi anak sekolah. Anak-anak harus diberi pengetahuan bahwa kuman, bakteri, dan bahan kimia yang banyak bersentuhan dengan mereka dapat menyebabkan berbagai penyakit. Semisal bakteri e-coli yang bisa menyebabkan sakit perut dan diare.

Terakhir adalah mencatat apa yang ditemukan. Guru dan orangtua di rumah bisa mengajarkan kepada anak-anak untuk peduli terhadap makanan dan minuman yang dicurigai tidak layak dikonsumsi. Pencatatan ini akan sangat berguna sebagai tindakan preventif dan juga sebagai masukan kepada pihak berwenang untuk ditindaklanjuti. Juga jika terjadi kasus keracunan misalnya, maka akan cepat dilakukan pertolongan yang sesuai.

Bagaimanapun perlu ada kerjasama terpadu antara pihak terkait dalam hal ini BPOM, sekolah dan orang tua untuk menjadikan 5 kunci keamanan pangan ini sebagai sebuah budaya baru bagi anak sekolah. Jika tradisi memberi uang jajan kepada anak masih sulit dihilangkan karena berbagai macam sebab, maka langkah yang bijaksana adalah terus memberi pemahaman kepada anak-anak tentang pentingnya menjalankan 5 kunci keamanan makanan. Mengapa menjaga kesehatan anak-anak melalui apa yang mereka konsumsi sehari-hari begitu penting? Tidak lain karena masa depan Indonesia ada ditangan mereka.

This Is The Oldest Page


EmoticonEmoticon