13 Desember 2013

Kru Program Hiburan TV: Menggadaikan Idealisme?

Hampir setiap hari secara tidak sengaja terpaksa melihat tontonan yang menurut saya kurang bermutu. Dari pagi hari, prime time, sampai menjelang tengah malam. 


Salah satu contoh tayangan yang menurut saya kurang bermutu adalah Yuk Keep Smile (YKS). Tayangan menjadi tayangan unggulan di TransTV. Walaupun begitu banyak keluhan dari masyarakat kepada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), namun pihak TransTV tetap maju terus pantang mundur.

Ada yang menarik sekali jika mencermati tayangan hiburan tv saat ini. Hampir banyak kemiripan satu sama lain. Salah satunya adalah melibatkan kru program untuk ikut meramaikan acara tersebut. Mulai hanya sekedar bergoyang sampai ikut-ikutan aktif dalam lakon. Fenomena ini tidak hanya pada acara YKS, beberapa acara lain seperti Dahsyat pun termasuk yang memperlihatkan bagaimana kru program ikut mendampingi Raffi Ahmad.
Saya melihat betapa kru-kru tv tersebut sangat enjoy dan menikmati sekali program yang mereka buat. Keceriaan dan senyuman tergambar jelas diraut wajah mereka.
Jika melihat dari faktor ekonomi, reward yang didapat mungkin sebanding dengan kenaikan rating. Kerja keras kru tv berbaloi. Namun, boleh juga kita pertanyakan dimanakan idealisme? Jika melihat kru-kru yang terlibat mayoritas mereka sangat muda-muda. Sangat jelas fresh graduate, baru lepas dari PT.
Saya masih ingat, dulu semasa kuliah, inginnya bikin produksi yang bersih dari campur tangan kapitalisme. Ide-ide jangan terkontaminasi, ide-ide harus menginspirasi yang nonton. Pokoknya apa yang kita buat harus benar-benar ada manfaatnya. Tidak terlihat konyol seperti tayangan hiburan saat ini. Saya yakin apa yang ada dalam pikiran saya dan teman-teman dulu pasti sama dengan mereka yang pernah menjadi mahasiswa.
Mereka yang pernah sekolah broadcasting pasti paham soal hal ini. Membuat produksi yang baik. Sebenarnya tidak harus bersekolah di jurusan broadcasting atau komunikasi untuk dapat bekerja di stasiun tv. Ya, mantan-mantan mahasiswa itu sebenarnya tahu apa yang sebenarnya harus mereka produksi. Sesuatu yang baik untuk masyarakat. Mendidik dan mencerdaskan sekalipun lewat tayangan hiburan. Tapi apa yang kita saksikan sejauh ini?
Ini hanya kegusaran saya pribadi. Menyaksikan orang-orang muda yang berkecimpung dalam dunia kepenyiaran sepertinya harus melepaskan idealisme mereka. Apa yang dulu mereka perjuangkan harus luntur demi kepentingan pemodal. Demi rating dan materi, orang-orang muda yang saya yakin punya ide kreatif terpaksa seperti melacurkan diri. Menari-nari seirama musik dan tepuk tangan penonton semu sambil tetap menutup mata dan telinga bahwa masyarakat banyak yang mengecam.
Mau sampai kapan ini idealisme orang muda tergadaikan? Hanya mereka yang bisa menjawab.


EmoticonEmoticon